Senin, 20 April 2009

pesan buat calon “Wakil Rakyat”

Pernah aku melihat fenomena yang menggelitik ingatanku akan masa lalu, berteriak kesakitan tapi tak sadar bahwa dirinya sakit.

Seorang anak kecil lebih dari 23 tahun mengangkat bajunya agar duduk dalam kursi tajam. Dia menjulurkan lidahnya dengan penuh tulisan orang lain dalam otaknya dan menyalurkan pada kelompok-kelompok nyawa yang berkelompok. Dengan tawaran kesejahteraan jiwa maupun raga mereka menjamah dengan seksama. Langkah ke langkah ia menyusun kekuatannya agar banyak yang bertamu ke rumahnya, bahwa rumahnya sangat sejuk untuk masa depanmu, dan rumah itu menawarkan harga murah di pasar.
Dan anak itu berkata Akulah sang Wisnu yang bisa menyegarkan udara yang kau hirup setiap waktu. Akulah Super Hero yang bisa membawa terbang ke dunia impianmu.

Ijinkan aku menggantungkan bajuku di depan rumahmu. Akan ku kasih kau lima perak agar namaku dilihat orang.
Ijinkan aku menempelkan bajuku di perempatan jalanmu akan kukasih kau sepuluh perak agar namaku dilihat orang.
Ijinkan aku memaku bajuku di tiang benderamu akan kukasih kau limabelas perak agar bauku dikenali orang.
“Kelak akan kupayungi kau dengan payung emasku jika aku bisa menari di atas sana,” begitulah janji yang menjulur dari lidahnya.

Semoga pohon tak lelah menghidupi makhluk bumi
dan do’a ku matahari jangan bosan menuangkan panasnya,
dan semoga malam tak bosan berikan suasana nyaman untuk istirahat “kami”.

0 komentar: